Berawal dari Mimpi, Kini Nicholas Anggada Berhasil Wujudkan Perusahaan Teknologi Keuangan Lokal asal Semarang

Mengawali karier di salah satu Bank Swasta di Tanah Air, Nicholas Anggada yang merupakan CEO dan Co-Founders Mitra Kasih Perkasa (MKP) kini berhasil mewujudkan impiannya untuk membangun perusahaan teknologi yang bergerak di bidang keuangan. Bersama dengan kedua Co-Founder lainnya, yaitu Irawan Wu dan Anggraeni Kasih pada tahun 2018 mereka bersama-sama untuk membangun sebuah perusahan teknologi yang bernama MKP.

Pada awalnya Nicholas membaca artikel yang berkaitan dengan masa depan teknologi finansial yang merubah paradigmanya “Artikel itu bercerita kalau kedepan teknologi finansial adalah bisnis yang relevan dan memiliki peluang yang besar,” ujar Nicholas.

Setelah membaca artikel tersebut, Nicholas tertarik untuk menggembangkan bisnis yang berbasis teknologi finansial. Dirinya merintis perusahaan MKP dari sebuah garasi rumah dan saat itu bisnis model MKP adalah turnkey project, yaitu menyediakan solusi teknologi sesuai dengan kebutuhan customer. Namun dalam perjalanannya membangun perusahaan, Nicholas tetap saja sempat mengalami kerugiaan di fase awal pada saat menentukan product-market-fit yang lebih tepat untuk MKP.

Tidak lama setelah itu, MKP diberi kepercayaan untuk memberikan solusi E-Ticketing bagi pariwisata di Kota Semarang oleh sebuah bank daerah. Moment ini menjadi momentum bagi MKP untuk mendapatkan product-market-fit yang paling sesuai, yaitu untuk mengurangi penggunaan tiket sobek karcis yang biasa digunakan oleh tempat wisata dalam menjual tiket kepada pengunjung. Kehadiran sistem E-Ticketing yang ditawarkan oleh MKp, menyebabkan pembelian tiket wisata dilakukan secara digital dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) karena adanya transparansi data.

Setelah menjalankan project pertamanya, MKP kembali dipercaya oleh Bank DKI untuk menyediakan jasa E-Ticketing pembelian tiket wisata di Taman Impian Jaya Ancol pada Desember Tahun 2019. Sejak saat itu MKP mulai dilirik oleh beberapa Bank Daerah dan bank ternama, seperti BCA, Mandiri, BNI, dan BRI. 

Momentum Covid-19 justru menjadi tantangan sekaligus peluang bagi MKP untuk strategi bisnis yang dikembangkan oleh MKP. Penerapan jaga jarak dan fitur contactless membuat digitalisasi diterapkan di berbagai sektor, hal ini menyebabkan penerapan strategi bisnis yang dibangun oleh MKP dapat diimplementasikan secara masif.

“Kami belajar dari pandemi bahwa MKP harus melakukan pivoting business modelnya dari turnkey project, menjadi transactional-recurring project. Dengan dukungan dari mitra perbankan, kementerian terkait dan hubungan baik dengan existing corporate clients, MKP konsisten dalam mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah dan (Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD),” ujarnya.

Nicholas menjelaskan, business model transactional-recurring MKP sangat unik. Karena, pemilik lokasi tidak perlu mengeluarkan capital expenditure atau capex. Seluruh capex terkait solusi e-ticketing akan di-absorb oleh MKP dengan kerjasama revenue-traffic sharing dalam jangka waktu 5-7 tahun.

Strategi bisnis yang diterapkan oleh MKP, kini pun membuahkan hasil yang baik. Sebagai perusahaan yang memiliki visi sebagai The Most Reliable Traffic Intelligence Company, kini mampu memproses lebih dari 60 juta traffic e-ticketing dengan Total Processing Value (TPV) sebesar Rp 2,3 Triliun sepanjang tahun 2023.

Saat ini MKP memiliki empat produk unggulan yang dikenal dengan nama 4P yang dikenal dengan tagline masing-masing, yaitu Parkir: Tap in Tap Out, Pariwisata: One Man One Ticket, Pasar: Billing Management System, dan Pelabuhan: Boarding Management System

“MKP saat ini berada di titik growth stage, sehingga kami sedang menuju fase market leader. Kami punya target untuk menjadi industry leader dalam lima tahun mendatang, sehingga MKP dapat lebih intens membantu pemerintah menciptakan standard e-ticketing pelayanan publik dengan lebih tepat,” ungkap Nicholas.

Selama empat tahun terakhir, Nicholas juga fokus dalam membangun fundamental pendapatan jangka panjang. Dimana, ada tiga indikator yang harus dimiliki untuk menjadi tech-company dengan fundamental kuat, yakni balance sheet sehat, cashflow & EBITDA positif serta bertumbuh. “Ketiganya kami bawa from the early beginning. Jadi, walaupun tech company, tapi mindset-nya masih old money, “ jelasnya.

Pada saat ini, Nicholas menjelaskan bahwa prinsip dalam bekerja adalah sky the limit, karena langit tidak ada batasannya jadi haruslah berani bermimpi besar terlebih dahulu. 

“Dulu saya bermimpi ingin membangun company yang solusinya memiliki impact yang positif bagi Indonesia. Ternyata, mimpi itu bisa terwujud saat solusi MKP mulai menyentuh lokasi pelayanan publik yang very high traffic seperti Bandara, Pelabuhan, Rumah Sakit, Kawasan Industri bahkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional dengan total 200 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia,” tutup anak ketiga dari tiga bersaudara ini.


PT MITRA KASIH PERKASA
Jl. Singosari I No 12, Pleburan, Semarang Selatan, Kota Semarang, Jawa Tengah
‪+62 882‑9601‑3756‬
https://mitrakasihperkasa.com/
https://www.instagram.com/mkpofficial_/